Sesungguhnya Tuhan memerintahkan kamu semua agar berkeadilan, berkebajikan dan berkepedulian terhadap sesama. Dan Dia membenci setiap kekejian, kemungkaran dan permusuhan!

18 Desember 2009


Hingga tahun ini, ibarat cermin, mudah bagiku menunjukkan wajah asli orang lain, tetapi untuk melihat wajah asliku, aku masih butuh cermin jernih lain!



Dimana cermin itu? Bantu aku menemukan. Please!!!

Related Posts by Categories



6 komentar:

  1. salam sobat
    cermin itu ada didalam hati sobatku,,,
    disana kita akan menemukan siapa diri kita.
    tentunya hanya diri seniri dan ALLA SWT yang tahu.

    trims atas kunjungan dan doanya mas JAYADI.

    BalasHapus
  2. semut di seberang kalenan jelas terlihat.. gajah di ujung berung... iia gag kliatan lah :( huehehehehe... remain calm kang... stay cool :)

    BalasHapus
  3. cermin diri ada di setiap hati, membutuhkan keikhlasan tuk membuat diri mampu menatap cermin hati tuk mengenali diri, dan jujur pada diri sendiri... ya ga bro? walau sulit bro rasanya menatapi diri pada cermin yang jernih... sayapun belum tentu telah mampu mengenali diri dan menemukan cermin ernih diri dalam hati...

    setuju dengan nura, hanya diri dan Allah SWT yang mengetahui diri, dan setuu uga dengan genial, dengan perumpamaan semut dan gajahnya, seperti semua manusia yang sering mudah menemukan kekurangan dan kesalahan orang, namun sulit mengakui kekurangan dan kesalahannya...

    BalasHapus
  4. Emang gitu mas, ga ada yang salah kog, biasanya orang lebih suka mencari tau kekurangan & kelebihan orang lain dari pada dirinya sendiri :) Cermin itu ada pada hati dan pikiran kita, terus lah mencari ntar ketemu kog :)

    BalasHapus
  5. al muslimu mir atulli akhiihilmuslimin

    setiap orang butuh cermin, cermin yang bagus dan jujur. ini menganalogikan sahabat. di sisi lain, hadits ini bermakna: diri menjadi cermin bagi orang lain (setiap saat).

    BalasHapus
  6. Yang ana tangkap dari picture itu, "sebenarnya aku adalah singa yg diciptakan untuk mengabdi kepada Alloh dan membela dien dengan dakwah dan jihad, dan cita2 ku adalah mati di tengah debu perjuangan jihad, bukan di atas kasur hangat selayaknya seekor kucing peliharaan, kalau sejatinya aku adalah singa yg bisa mengaumkan genderang tauhid, kenapa pada zohir kehidupan aku rela menjadi kucing kecil yg dipelihara orang?" Allohu a'lam...

    BalasHapus