Hingga tahun ini, ibarat cermin, mudah bagiku menunjukkan wajah asli orang lain, tetapi untuk melihat wajah asliku, aku masih butuh cermin jernih lain!
Dimana cermin itu? Bantu aku menemukan. Please!!!
Mari berbagi untuk meraih kebahagiaan meski hanya satu sapaan dan tidak selalu harus yang manis, mengasyikan atau mencerahkan. Semoga hidup menjadi lebih baik, diri lebih arif, keluarga lebih berarti dan pertemanan lebih bersejati.
salam sobat
BalasHapuscermin itu ada didalam hati sobatku,,,
disana kita akan menemukan siapa diri kita.
tentunya hanya diri seniri dan ALLA SWT yang tahu.
trims atas kunjungan dan doanya mas JAYADI.
semut di seberang kalenan jelas terlihat.. gajah di ujung berung... iia gag kliatan lah :( huehehehehe... remain calm kang... stay cool :)
BalasHapuscermin diri ada di setiap hati, membutuhkan keikhlasan tuk membuat diri mampu menatap cermin hati tuk mengenali diri, dan jujur pada diri sendiri... ya ga bro? walau sulit bro rasanya menatapi diri pada cermin yang jernih... sayapun belum tentu telah mampu mengenali diri dan menemukan cermin ernih diri dalam hati...
BalasHapussetuju dengan nura, hanya diri dan Allah SWT yang mengetahui diri, dan setuu uga dengan genial, dengan perumpamaan semut dan gajahnya, seperti semua manusia yang sering mudah menemukan kekurangan dan kesalahan orang, namun sulit mengakui kekurangan dan kesalahannya...
Emang gitu mas, ga ada yang salah kog, biasanya orang lebih suka mencari tau kekurangan & kelebihan orang lain dari pada dirinya sendiri :) Cermin itu ada pada hati dan pikiran kita, terus lah mencari ntar ketemu kog :)
BalasHapusal muslimu mir atulli akhiihilmuslimin
BalasHapussetiap orang butuh cermin, cermin yang bagus dan jujur. ini menganalogikan sahabat. di sisi lain, hadits ini bermakna: diri menjadi cermin bagi orang lain (setiap saat).
Yang ana tangkap dari picture itu, "sebenarnya aku adalah singa yg diciptakan untuk mengabdi kepada Alloh dan membela dien dengan dakwah dan jihad, dan cita2 ku adalah mati di tengah debu perjuangan jihad, bukan di atas kasur hangat selayaknya seekor kucing peliharaan, kalau sejatinya aku adalah singa yg bisa mengaumkan genderang tauhid, kenapa pada zohir kehidupan aku rela menjadi kucing kecil yg dipelihara orang?" Allohu a'lam...
BalasHapus