Sesungguhnya Tuhan memerintahkan kamu semua agar berkeadilan, berkebajikan dan berkepedulian terhadap sesama. Dan Dia membenci setiap kekejian, kemungkaran dan permusuhan!

27 April 2009

AGAR BAHAGIA: MILIKI DUA KEYAKINAN. JANGAN HANYA SATU!

Dua? Bukankah seharusnya hanya satu?!

Sebenarnya keyakinan itu ada dua. Keyakinan konsepsi dan keyakinan dominasi. Yang pertama dibedakan berdasarkan jelas tidaknya, dan banyak sedikitnya, pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yang ia yakini. Anda bisa merasakan bedanya kualitas keyakinan konsepsi anda dengan orang lain. Misalnya tentang Tuhan, Nabi, Akhirat, Mati, Hukum, Partai, Bank, Kedokteran, Tatasurya, dan sebagainya. Sebagian dari anda memiliki pengetahuan mengenai semua itu, lebih jelas dan lebih banyak dari yang lain.

Tetapi ... Cukupkah keyakinan itu membuat kita bahagia?


Bahagia karena anda bisa menjadi orang penting dan terhormat serta “berguna” bagi orang lain. Ya! Karena dengan keyakinan semacam itu anda bisa menjadi kiai, ustad, ilmuwan, dokter, ekonom, praktisi hukum, kader parpol, anggota dewan, dan lain-lain yang disegani karena ilmu dan wawasannya, dan tentu saja berhak atas sejumlah reward (berupa kekayaan maupun pangkat dan jabatan).

Namun dalam “keadilan Tuhan”, sering kita menemukan orang yang lebih berilmu dan berwawasan tidak seberuntung rekan seprofesinya yang bodoh (eh!) tidak lebih pintar, maksudku. Apakah setiap kiai seberuntung Gus Dur dalam menikmati sejumlah kekayaan dan penghargaan? Apakah setiap ustad seberuntung Jefri Al-Bukhari? Apakah setiap dokter seberuntung Dokter Boyke? Apakah setiap praktisi hukum seberuntung Hotman? Dan sebagainya, dan sebagainya.

Dalam perbedaan itu (yang dari sisi Tuhan, bukan berarti pembedaan!) keyakinan dominasilah yang membuat seseorang tetap bisa bahagia.

Seberapa besar pengetahuan anda tentang Tuhan, Akhirat, Kesalehan, dan lain-lain nilai kebajikan, mendominasi jiwa anda? Semakin kuat keyakinan anda terhadap Tuhan dan nilai-nilai kebajikan anutan anda, semakin pasti anda bisa berbahagia. Sebaliknya, semakin lemah pasti akan semakin membuat anda selalu merasa susah dan paling sengsara. Dijamin!

Karena itu, “belajarlah tentang keyakinan!” Begitu wasiat Rasul. Dan, “perbaharuilah terus imanmu.”

(disadur dari Ihyā Al-Ghazālī)


Related Posts by Categories



2 komentar:

  1. Anonim18:04

    Saya juga lagi belajar untuk terus meraih kebahagiaan.
    Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Insya Allah, saya akan sering berkunjung ke sini. Banyak hikmah yang bisa saya dapatkan. Blog yang bagus.

    Sayang prosedur untuk ngasih komentar kok ribet banget, ya. Mungkin bisa diperbaiki lagi, Pak, script-nya.

    BalasHapus
  2. kebahagian dan penderitaan hakikatnya cobaan. Hanya dua sisi keyakinan yang harus tertanam dalam dalam rasa, bersyukur pada saat mendapatkan bahagia dan tetap bersabar pada saat menderita. Selama ikhlas, keduanya berujung pahala.

    BalasHapus