Sesungguhnya Tuhan memerintahkan kamu semua agar berkeadilan, berkebajikan dan berkepedulian terhadap sesama. Dan Dia membenci setiap kekejian, kemungkaran dan permusuhan!

11 Mei 2009

MENYAMBUT PAGI (1)

Menyiapkan Jiwa Agar Tangkas Dan Jernih

Bangunlah sebelum fajar, dan berdzikir segera setelah itu, lalu berwudhu, kemudian shalat. Rasūlullāh bersabda:

“Syaithan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan. Pada tiap-tiap ikatan itu, Syaithan menghembuskan: Tidurlah terus, malam masih larut. Maka, jika ia terbangun, hendaklah ia berdzikrullāh, sehingga terputuslah satu ikatan Syaithan itu. Jika ia (melanjutkannya dengan) berwudhu, maka terputus lagi satu ikatan Syaithan itu. Jika ia (meneruskannya dengan mengerjakan) shalat, maka terputus lagi satu ikatan Syaithan itu (sehingga ikatan Syaithan itu terputus seluruhnya). Dengan demikian, niscaya memancarlah ketangkasan dan kebersihan dari jiwanya, namun jika ia tidak melakukan hal-hal tersebut, maka memancarlah dari jiwanya kekotoran dan berbagai kemalasan.”

Dikeluarkan oleh Al-Bukhāriy(1), Muslim(2), Ahmad(3), Ibnu Mājjaĥ(4), Abū Dāwūd(5) dan Mālik(6). Ini lafaz dari Al-Bukhāriy dalam Shahīhu l-Bukhāriy: Kitābu t-Tahajjud.

Dzikir Sewaktu Bangun Tidur Sebelum Fajar

Pilihlah salah satu dari dzikir-dzikir berikut ini(7) :

Al-hamdu lillāhilladzī ahyānā ba’da mā amātanā wailayhinnusyūr (Segala puji bagi Allāh yang menghidupkan kami kembali sesudah kami mati, dan kepada-Nya kami dikumpulkan); bila sewaktu hendak tidur membaca: Bismikallāhumma ahyā wa amūt (Dengan nama-Mu, ya Allāh, aku hidup dan aku mati).

Al-hamdu lillāhilladzī radda ‘alayya rūhī wa‘āfānī fīl-jasadī wa adzinalī bidzikrihi (Segala puji bagi Allāh yang telah mengembalikan ruhku, yang telah menyejahterakan jasadku, dan yang telah mengizinkanku untuk mendzikirkan-Nya).

Al-hamdu lillāhilladzī khalaqan-nawma wal-yaqzhata. Al-hamdu lillāhilladzī ba’atsanī sālimān sawiyyān. Asyhadu annallāha yuhyīl-mawtā wahuwa ‘alā kulli syay-in qadīr(un) (Segala puji bagi Allāh yang menciptakan tidur dan jaga. Segala puji bagi Allāh yang telah membangkitkanku dalam keadaan selamat sentausa. Aku bersaksi bahwa Allāh yang menghidupkan yang mati. Dan Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu).

Lā ilaha illallāh wahdahu lā syarīkalahu lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa ‘alā kulli syay-in qadīr(un) (Tidak ada Tuhan selain Allāh, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu).

Apabila bangun tidur pada waktu malam (untuk melaksanakan Qiyām al-Layl), Rasūlullāh biasa membaca allāhu akbar (Allāh Maha Besar), al-hamdu lillāh (segala puji bagi Allāh), subhānallāhi wabihamdihi (Maha Suci Allāh dan segala puji bagi-Nya), subhānal-quddūs (Maha Suci Dzat Yang Maha Kudus), astaghfirallāh (aku memohon ampunan Allāh), allāhumma innī a’ūdzu bika min dhīqid-dunyā wadhīqi yawmil-qiyāmati (ya Allāh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan di hari kiamat) masing-masing sepuluh kali. Dan beliau juga biasa membaca: lā ilāha illā anta subhānakallāhumma astaghfiruka lidzanbī wa as-aluka rahmataka, allāhumma zidnī ‘ilmān walā tuzigh qalbī ba’da an hadaytanī wahablī milladunka rahmatan innaka antal-wahhāb(u) (Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, ya Allāh, aku memohon ampunan-Mu untuk segenap dosaku, dan aku memohon rahmat-Mu. Ya Allāh, tambahilah aku ilmu dan jangan Engkau gelincirkan hatiku sesudah Engkau memberikan hidayah padaku. Karuniailah aku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengarunia).

(nyambung)

(1) Shahīhu l-Bukhāriy: Kitābu t-Tahajjud, Bāb ‘Aqidi sy-Syaithān ‘alā Qāfiyati r-Ra`si idzā lam Yushalli bi l-Laili; dan Kitāb Bada-i l-Khalqi, Bāb Shifati Iblīs wa Junūdihi; dari Abū Hurairah.
(2) Shahīh Muslim: Kitābu sh-Shalāti l-Musāfirīn wa Qashrihā, Bābu l-Hitstsi ‘alā Shalāti l-Waqti wa in Qillat; dari Abū Hurairah.
(3) Musnad Ahmad: Musnad Abū Hurairah.
(4) Sunan Ibnu Mājjah: Kitābu sh-Shalāt, Bāb Mā Jā-a fī Qiyāmu l-Lail; dari Abū Hurairah.
(5) Sunan Abū Dāwūd: Kitābu sh-Shalāt, Bāb Qiyāmi l-Lail; dari Abū Hurairah.
(6) Al-Muwatha`: Kitābu sh-Shalāt, Jāmi’u t-Targhīb fī sh-Shalāt; dari Abū Hurairah.
(7) Semua dzikir/doa dalam tulisan ini, kalau bukan dikutip dari Al-Adzkār An-Nawawiyyah, akan ditulis sumber pengutipannya.


Related Posts by Categories



Tidak ada komentar:

Posting Komentar